monitorberita.com Tangis duka menyelimuti suasana malam di kawasan Kampung Malang, Surabaya, ketika mobil ambulans yang membawa jasad Reno Syaputra Dewo tiba di rumah duka. Warga setempat berbondong-bondong menyambut kedatangan jenazah mahasiswa yang sebelumnya sempat dilaporkan hilang pasca-aksi demonstrasi di Jakarta.
Ketika ambulans berhenti di ujung gang sempit yang tak bisa dilalui kendaraan besar, beberapa warga dengan sigap membantu menggotong peti jenazah menuju rumah keluarga Reno. Isak tangis langsung pecah ketika peti tersebut dibawa masuk ke halaman rumah.
Sang ibu, yang sejak awal menunggu di depan rumah, tampak tak kuasa menahan kesedihan. Ia beberapa kali dipapah oleh keluarga dan tetangga karena nyaris pingsan melihat jasad anaknya akhirnya pulang dalam keadaan tak bernyawa.
“Reno… Nak, kenapa kamu pulang seperti ini…” ucap sang ibu lirih, diiringi tangis keluarga dan warga yang ikut berduka.
Perjalanan Panjang dari Jakarta ke Surabaya
Reno Syaputra Dewo dikenal sebagai mahasiswa aktif dan kritis terhadap isu sosial. Ia menjadi salah satu peserta aksi demonstrasi mahasiswa di Jakarta yang sempat berujung ricuh beberapa bulan lalu. Sejak saat itu, Reno dinyatakan hilang oleh teman-teman seangkatannya dan keluarga di Surabaya.
Selama berminggu-minggu, keluarga Reno berusaha mencari kabar ke berbagai instansi, rumah sakit, hingga lembaga bantuan hukum. Pihak kepolisian juga sempat melakukan penyelidikan dan pendataan terhadap peserta aksi yang belum kembali.
Kabar mengejutkan datang ketika tim forensik menemukan dua kerangka manusia di sebuah gedung kosong di kawasan Kwitang, Jakarta Pusat. Setelah dilakukan pemeriksaan DNA, salah satu jasad teridentifikasi sebagai Reno Syaputra Dewo.
Proses pemulangan jenazah dari Jakarta ke Surabaya berjalan dengan pengawalan ketat. Setelah semua administrasi dan prosedur medis diselesaikan, jasad Reno akhirnya dibawa pulang ke kampung halamannya untuk dimakamkan secara layak.
Sambutan Emosional Keluarga dan Warga
Kedatangan jasad Reno menjadi momen penuh haru bagi keluarga dan masyarakat sekitar. Sejak sore hari, ratusan warga sudah memadati area sekitar rumah duka untuk menyambut dan memberikan penghormatan terakhir.
Beberapa karangan bunga tampak berjejer di depan rumah. Ungkapan belasungkawa datang dari berbagai pihak, termasuk rekan-rekan mahasiswa dan organisasi kemahasiswaan yang dulu aktif bersama Reno.
“Dia itu orangnya santun, rajin ibadah, dan sangat peduli dengan masyarakat kecil. Kami kehilangan sosok yang begitu tulus,” ujar salah satu teman kuliahnya yang datang dari Jakarta.
Warga Kampung Malang pun menyatakan duka mendalam. Menurut tetangga dekat, Reno dikenal sebagai anak yang sopan dan berjiwa sosial tinggi. “Dari kecil dia nggak pernah bikin masalah. Kalau ada kegiatan di kampung, pasti dia ikut bantu. Kehilangannya bikin kami semua sedih,” tutur seorang warga.
Prosesi Pemakaman yang Penuh Isak Tangis
Usai disemayamkan di rumah duka, jenazah Reno akan dimakamkan di pemakaman umum tidak jauh dari tempat tinggal keluarga. Sejumlah mahasiswa dan aktivis dari berbagai kampus di Surabaya juga dikabarkan akan hadir memberikan penghormatan terakhir.
Prosesi doa bersama berlangsung khidmat. Ayah Reno, dengan suara terbata-bata, mengungkapkan rasa syukur meski berat menerima kenyataan pahit. “Kami hanya bisa ikhlas. Terima kasih kepada semua pihak yang membantu menemukan anak kami. Semoga amal ibadahnya diterima di sisi Tuhan,” ujarnya.
Para tetangga terlihat ikut larut dalam kesedihan. Banyak dari mereka yang menitikkan air mata saat jenazah diangkat menuju pemakaman. Di tengah tangisan keluarga, doa-doa terus dipanjatkan agar Reno mendapat tempat terbaik di sisi-Nya.
Duka dan Harapan Keadilan
Meski keluarga telah menerima kepulangan Reno dengan ikhlas, masih banyak pertanyaan yang belum terjawab mengenai penyebab pasti kematiannya. Lembaga hukum dan aktivis hak asasi manusia (HAM) meminta aparat penegak hukum melakukan penyelidikan menyeluruh terhadap insiden yang menimpa Reno dan korban lainnya.
Pihak kepolisian sendiri menyatakan masih menunggu hasil investigasi lengkap dari tim forensik. Mereka berjanji akan menelusuri kemungkinan adanya unsur kelalaian atau kekerasan yang menyebabkan kematian mahasiswa tersebut.
Sementara itu, organisasi mahasiswa di Surabaya berencana menggelar doa bersama dan aksi solidaritas untuk mengenang Reno. Mereka menilai bahwa perjuangan yang dilakukan Reno tidak boleh berakhir sia-sia.
“Kami ingin keadilan ditegakkan. Reno adalah simbol keberanian mahasiswa yang memperjuangkan suara rakyat. Kami akan terus menyuarakan kebenaran,” kata salah satu perwakilan mahasiswa.
Reno di Mata Keluarga dan Teman
Di mata keluarganya, Reno adalah anak yang berbakti dan penuh kasih. Ia dikenal memiliki cita-cita besar untuk menjadi pengacara dan membantu masyarakat kecil yang tidak mampu mengakses keadilan.
“Dia sering bilang ingin membantu orang-orang yang tertindas. Itu cita-citanya sejak SMA,” kenang sang ayah.
Teman-temannya juga mengenang Reno sebagai pribadi yang sederhana dan rendah hati. Ia sering menjadi penengah jika terjadi perdebatan antar teman dan selalu menekankan pentingnya dialog damai.
“Dia bukan tipe orang yang suka kekerasan. Reno selalu percaya bahwa perubahan bisa dimulai dari bicara dan berpikir jernih,” kata salah satu rekan kuliah.
Kenangan yang Tak Akan Hilang
Kini, kepergian Reno menyisakan duka mendalam sekaligus inspirasi bagi banyak orang. Bagi keluarganya, Reno bukan hanya seorang anak, tetapi juga simbol keteguhan dan pengorbanan.
“Dia pulang dalam keadaan gugur. Kami akan selalu ingat kebaikan dan keberaniannya,” ucap sang ibu dengan air mata yang terus mengalir.
Di malam yang penuh kesedihan itu, suara takbir dan doa mengiringi kepergian Reno untuk terakhir kalinya. Bagi masyarakat Kampung Malang, nama Reno Syaputra Dewo akan selalu diingat — bukan hanya sebagai korban, tapi sebagai anak muda Surabaya yang berani dan berjiwa besar.

Cek Juga Artikel Dari Platform kalbarnews.web.id
