monitorberita.com Pernyataan Wakil Ketua DPR RI, Cucun Ahmad Syamsurijal, mengenai status “ahli gizi” dalam rekrutmen petugas Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) menuai kritik tajam. Komentar tersebut dianggap meremehkan profesi gizi dan memunculkan kekhawatiran publik terhadap kualitas program Makan Bergizi Gratis (MBG). Gelombang protes datang dari organisasi profesi, akademisi, hingga praktisi lapangan yang selama ini berjuang menangani masalah gizi di Indonesia.
Banyak pihak merasa bahwa ucapannya menunjukkan ketidaktepatan pemahaman mengenai peran ahli gizi. Profesi tersebut tidak sekadar berkaitan dengan penyusunan menu, melainkan mencakup perencanaan kebutuhan gizi kelompok, penilaian kondisi kesehatan masyarakat, hingga monitoring keamanan pangan.
Program MBG Disebut Butuh Tenaga Profesional
Sebagai program strategis nasional, MBG memerlukan standar tinggi dalam setiap tahap pelaksanaannya. Pemerintah menargetkan peningkatan status gizi anak sekolah sekaligus mengurangi angka stunting. Keberhasilan program sebesar itu sangat bergantung pada kualitas perencanaan menu dan pemenuhan gizi yang tepat sasaran.
Banyak ahli menegaskan bahwa petugas nonprofesional tidak dapat menggantikan tenaga ahli gizi dalam menentukan kebutuhan gizi anak. Kekeliruan kecil saja dapat berdampak pada kesehatan jutaan penerima manfaat. Selain itu, pemantauan kebutuhan gizi harian membutuhkan pemahaman ilmiah yang kuat, termasuk hubungan antara nutrisi, metabolisme, dan kondisi lingkungan.
Kekhawatiran pun muncul bahwa standar layanan dapat mengalami penurunan apabila posisi petugas gizi diisi oleh tenaga tanpa pendidikan yang sesuai.
Reaksi Komunitas Ahli Gizi, Akademisi, dan Praktisi
Tak lama setelah pernyataan Cucun mencuat, komunitas ahli gizi langsung merespons. Organisasi profesi menilai bahwa pernyataan tersebut berpotensi memicu disinformasi tentang kompetensi tenaga gizi. Kelompok akademisi juga menyampaikan keberatan karena profesi gizi memiliki struktur pendidikan formal yang tidak bisa disamaratakan dengan profesi lain.
Beberapa dosen menekankan bahwa ahli gizi bertanggung jawab terhadap keselamatan pasien dan masyarakat. Kualitas layanan gizi dapat menurun drastis jika dijalankan oleh orang yang tidak memiliki fondasi keilmuan. Selain penyusunan menu, ahli gizi juga berperan dalam edukasi, analisis pangan, dan evaluasi program kesehatan masyarakat.
Respons cepat dari komunitas gizi menunjukkan betapa pentingnya peran mereka dalam sistem kesehatan nasional.
Kekhawatiran Turunnya Mutu Program MBG
Jika tenaga yang direkrut tidak memenuhi standar, risiko kesalahan perhitungan nutrisi dapat meningkat. Kesalahan tersebut bisa berdampak luas, mulai dari kurang asupan, kelebihan kalori, hingga penyajian makanan yang tidak sesuai kebutuhan anak. Program sebesar MBG membutuhkan keterlibatan profesional untuk memastikan setiap tahap berjalan konsisten.
Selain itu, banyak pihak juga menyoroti pentingnya pengawasan. Program gizi berskala nasional membutuhkan tenaga yang mampu mengelola data, menilai kecukupan gizi, dan memberikan rekomendasi berbasis keilmuan. Tanpa kemampuan tersebut, tujuan program bisa melenceng dari sasaran awal.
Isu penurunan standar ini menjadi salah satu alasan mengapa reaksi dari komunitas gizi begitu besar.
Cucun Lakukan Klarifikasi Publik
Menanggapi kritik yang muncul, Cucun memberikan klarifikasi bahwa istilah “ahli gizi” yang dipersoalkan muncul dari diskusi bersama pihak terkait. Ia mengaku tidak bermaksud merendahkan profesi apa pun. Menurutnya, aturan yang sudah tercantum dalam regulasi tetap menjadi acuan pemerintah.
Keterangan itu disampaikan untuk menegaskan bahwa pemerintah tidak berniat mengubah posisi atau peran ahli gizi dalam program nasional. Namun klarifikasi itu belum cukup meredakan reaksi publik. Banyak pihak menilai pernyataan awal tetap menimbulkan salah tafsir yang berisiko mempengaruhi pemahaman masyarakat tentang profesi tersebut.
Klarifikasi ini menjadi sorotan karena masyarakat berharap setiap pejabat negara mampu menyampaikan informasi secara presisi, terutama terkait profesi kesehatan.
Pentingnya Komunikasi yang Tepat dari Pejabat Publik
Isu ini menunjukkan bahwa pernyataan pejabat publik dapat berdampak besar terhadap persepsi masyarakat. Kesalahan komunikasi bisa menurunkan kepercayaan publik, terutama pada program kesehatan nasional. Karena itu, kejelasan dan ketepatan informasi menjadi kebutuhan mutlak.
Dalam konteks MBG, masyarakat ingin memastikan bahwa pemerintah mengutamakan kesehatan anak. Bila tenaga yang direkrut tidak memiliki kompetensi memadai, tujuan program bisa terganggu. Para pakar komunikasi mengingatkan bahwa penyampaian informasi yang tidak jelas dapat menciptakan ketegangan antara pemerintah dan tenaga profesional.
Oleh karena itu, komunikasi publik harus dilakukan dengan kehati-hatian dan mempertimbangkan dampak jangka panjang terhadap kebijakan.
Profesional Gizi Berharap Standar Tetap Dijaga
Banyak tenaga gizi berharap pemerintah tetap mempertahankan standar profesi dalam rekrutmen SPPG. Mereka ingin memastikan bahwa petugas lapangan adalah tenaga yang memahami ilmu gizi secara benar. Keterlibatan ahli gizi bersertifikasi diharapkan dapat menjadi kunci keberhasilan program MBG.
Selain itu, organisasi profesi meminta pemerintah melibatkan mereka dalam penyusunan pedoman teknis. Dengan pelibatan langsung, kualitas program bisa lebih terkontrol dan sesuai kebutuhan masyarakat.
Pakar kebijakan kesehatan juga menilai bahwa menjaga standar profesional adalah langkah penting untuk mencegah kesalahan dalam program berskala besar.
Penutup: Polemik Jadi Momentum Perbaikan
Polemik ini memberi pelajaran penting mengenai perlunya kejelasan kebijakan dan komunikasi yang matang. Pemerintah diharapkan memperkuat pedoman pelaksanaan MBG dan memberikan porsi yang jelas bagi tenaga gizi.
Dengan kerja sama antara pemerintah, akademisi, dan organisasi profesi, standar layanan kesehatan dapat tetap terjaga. Polemik ini pada akhirnya dapat menjadi momentum untuk memastikan bahwa program gizi nasional berjalan efektif dan tidak mengabaikan peran penting para ahli.

Cek Juga Artikel Dari Platform radarbandung.web.id
