monitorberita.com – Aktivitas penggalian terowongan bawah tanah oleh Israel di wilayah Yerusalem Timur kembali menuai sorotan dunia. Proyek yang dipromosikan sebagai pengembangan arkeologi ini dituding memiliki motif politik dan berpotensi mengancam struktur Masjid Al-Aqsa, salah satu situs paling suci umat Islam.
Laporan yang dikutip dari Middle East Monitor dan Anadolu Agency, Rabu (1/10/2205), mengungkap bahwa penggalian tersebut telah mencapai area dekat kompleks Masjid Al-Aqsa. Sejumlah pakar menilai langkah Israel ini merupakan bagian dari upaya memperkuat klaim historis mereka atas Yerusalem, yang hingga kini menjadi kota penuh sengketa.
⚠️ Diduga Langgar Hukum Internasional dan Status Quo
Menurut para ahli dan laporan Anadolu Agency, aktivitas penggalian yang dilakukan Israel melanggar hukum internasional serta perjanjian “status quo” yang mengatur perlindungan situs suci di Yerusalem.
Penggalian terowongan ini juga dipandang sebagai langkah provokatif yang dapat memicu ketegangan baru di tengah konflik yang masih berlangsung antara Israel dan Palestina, khususnya saat perang di Jalur Gaza belum mereda.
“Proyek ini jelas menimbulkan kekhawatiran terhadap integritas struktural Masjid Al-Aqsa dan juga memicu dugaan adanya agenda politik di balik dalih arkeologi,” tulis laporan Anadolu Agency.
🚨 Video Bocor Ungkap Penggalian Dekat Masjid Al-Aqsa
Video yang dirilis Anadolu Agency pada Senin (29/9) memperlihatkan aktivitas penggalian yang berlangsung di area dekat Masjid Al-Aqsa. Rekaman itu memperkuat dugaan bahwa proyek ini tidak semata-mata demi tujuan penelitian arkeologi.
Bahkan, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu baru-baru ini meresmikan terowongan yang disebut sebagai “Jalan Ziarah”, yang menjadi bagian dari proyek penggalian kontroversial tersebut.
Aktivitas semacam ini semakin intensif seiring dengan meningkatnya kunjungan pejabat Israel ke kompleks Masjid Al-Aqsa, yang memicu ketegangan politik dan agama di kawasan tersebut.
🕌 Ancaman terhadap Masjid Al-Aqsa
Masjid Al-Aqsa adalah situs suci ketiga bagi umat Islam setelah Masjidil Haram di Makkah dan Masjid Nabawi di Madinah. Sementara umat Yahudi menyebut lokasi itu sebagai Temple Mount, yang mereka klaim sebagai tempat berdirinya dua kuil Yahudi di masa lampau.
Para pemimpin dan otoritas Palestina menilai bahwa penggalian terowongan di bawah atau di sekitar kompleks Masjid Al-Aqsa dapat menimbulkan kerusakan struktural yang berbahaya bagi situs bersejarah ini.
Pada Agustus lalu, Otoritas Yerusalem Palestina menyatakan bahwa penggalian yang dilakukan Israel telah menghancurkan sejumlah artefak-artefak Islam dari periode Umayyah, yang menjadi bukti historis kepemilikan umat Islam atas situs tersebut.
“Mereka sengaja menghancurkan artefak-artefak Islam yang menjadi bukti sah kepemilikan umat Muslim atas Masjid Al-Aqsa,” ungkap Otoritas Yerusalem Palestina.
🔥 Kecaman Internasional dan Tindakan Provokatif
Ketegangan kian meningkat setelah beberapa insiden provokatif terjadi di kompleks Masjid Al-Aqsa. Termasuk saat seorang anggota parlemen Israel mengibarkan bendera Israel di dalam kompleks suci tersebut dan seorang menteri menyerukan pembangunan kembali kuil Yahudi di lokasi itu.
Tindakan-tindakan tersebut dianggap oleh banyak pihak sebagai pelanggaran serius terhadap status quo yang telah disepakati secara internasional untuk menjaga kedamaian dan keamanan situs suci di Yerusalem.
🌍 Seruan Komunitas Internasional
Komunitas internasional, termasuk berbagai organisasi hak asasi manusia, telah menyerukan agar Israel menghentikan penggalian dan menghormati kesepakatan perlindungan terhadap situs-situs suci di Yerusalem.
Kekhawatiran semakin besar karena penggalian di bawah tanah berpotensi melemahkan pondasi dan struktur bangunan Masjid Al-Aqsa, yang memiliki nilai sejarah, spiritual, dan budaya yang tak ternilai bagi umat Islam di seluruh dunia.
📢 Kesimpulan
Penggalian terowongan oleh Israel hingga ke dekat kompleks Masjid Al-Aqsa memicu kecaman dan keprihatinan luas. Selain dianggap melanggar hukum internasional, langkah ini juga dinilai mengancam warisan sejarah umat Islam dan memperburuk ketegangan di kawasan Yerusalem yang sudah lama menjadi titik konflik.
Upaya penggalian dengan dalih arkeologi ini, menurut para pakar, harus dihentikan segera untuk mencegah kerusakan permanen pada situs suci Masjid Al-Aqsa serta mencegah meningkatnya eskalasi konflik antara Israel dan Palestina.
Cek juga platform artikel seru juga ada di pontianaknews.web.id

