💔 Doa dan Salat di Tengah Reruntuhan
monitorberita.com – Kisah mengharukan datang dari tragedi ambruknya Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur. Syahlendra Haical (13) atau Haikal, salah satu korban selamat, menuturkan pengalaman menegangkan saat terjebak dua hari di bawah reruntuhan bangunan.
Meskipun dalam kondisi terjepit dan hanya bisa berbaring di bawah puing beton, Haikal tetap berusaha menjaga ibadahnya. Saat waktu salat Isya tiba, ia bahkan mengajak temannya yang juga terjebak untuk salat berjemaah.
“Ayo salat, ayo salat,” kata Haikal, menirukan kalimat yang diucapkannya kepada sang teman saat masih berada di bawah reruntuhan.
🙏 Suara Imam Misterius di Tengah Kegelapan
Haikal menceritakan bahwa ajakan itu muncul setelah ia mendengar suara seseorang yang melantunkan bacaan imam salat, meski hingga kini tidak diketahui siapa orang tersebut.
“Haikal itu cerita, salat Isya dia masih sempat ngajak temannya. Jadi pukul-pukul temannya masih menyahuti. Ternyata di sela-sela mereka ada yang mengimami, tapi tidak tahu siapa,” ujar ibunda Haikal, Dwi Ajeng, kepada wartawan saat mendampingi putranya di RSUD Notopuro Sidoarjo.
Sayangnya, saat waktu salat Subuh tiba, Haikal tidak lagi mendengar sahutan dari sang teman. Dalam kondisi lemah, ia harus bertahan sambil ditemani jasad sahabatnya.
🏚️ Dua Hari Terjebak di Bawah Puing
Kisah dramatis Haikal mencuat saat ia dijenguk oleh senator DPD RI asal Jatim, Lia Istifhama, pada Kamis (2/10/2025). Haikal menjadi salah satu korban yang berhasil diselamatkan setelah dua hari terjebak di bawah reruntuhan bangunan Ponpes yang roboh.
Perjuangannya untuk bertahan hidup sekaligus menjaga ibadah di tengah ancaman maut menyentuh hati banyak orang. Cerita ini menjadi simbol keteguhan iman dan harapan di tengah bencana.
🩹 Kondisi Haikal Pasca-Evakuasi
Haikal kini dirawat di RSUD Notopuro Sidoarjo dengan kondisi tubuh yang masih lemah akibat luka dan kelelahan setelah terjebak di bawah reruntuhan. Sang ibu, Dwi Ajeng, tak kuasa menahan haru ketika mendengar putranya masih mampu mengajak temannya salat di tengah situasi sulit tersebut.
“Dia cerita sambil berlinang air mata. Rasanya campur aduk, bangga sekaligus sedih karena sahabatnya tidak selamat,” kata Dwi Ajeng.
🕯️ Pelajaran dari Tragedi Ponpes Sidoarjo
Tragedi runtuhnya Ponpes Al Khoziny menjadi peringatan penting akan pentingnya keamanan bangunan pendidikan dan kesiapan menghadapi bencana.
Kisah Haikal dan sahabatnya juga menjadi pengingat akan nilai kebersamaan dan keteguhan iman, bahkan dalam situasi paling sulit sekalipun.
Pemerintah daerah dan pihak berwenang diharapkan dapat segera melakukan investigasi terhadap penyebab runtuhnya bangunan serta memastikan penanganan yang tepat bagi para korban dan keluarga.
Kisah Haikal yang mengajak temannya salat di bawah reruntuhan menjadi simbol kekuatan doa dan harapan di tengah duka. Tragedi ini tidak hanya meninggalkan luka, tetapi juga pesan mendalam tentang keikhlasan, keteguhan hati, dan pentingnya solidaritas di saat bencana.
Cek juga artikel dari platform ngobrol.online

