monitorberita.com Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) masih terus melakukan upaya penanganan dan evakuasi korban akibat bencana banjir bandang yang disertai tanah longsor di Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan. Hujan deras dengan intensitas tinggi yang terjadi di wilayah tersebut menyebabkan aliran sungai meluap dan membawa material lumpur serta bebatuan ke pemukiman warga.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, menjelaskan bahwa peristiwa ini berawal dari curah hujan ekstrem yang mengguyur Kampung Dal dan Kampung Silan, di Distrik Dal. Akibatnya, air dari perbukitan turun dengan cepat, menghantam permukiman, dan mengakibatkan longsoran tanah di beberapa titik yang memutus akses jalan utama menuju lokasi terdampak.
Upaya Evakuasi dan Kendala di Lapangan
Proses evakuasi korban dilakukan secara intensif oleh tim gabungan yang terdiri dari BNPB, BPBD Papua Pegunungan, TNI, Polri, dan relawan setempat. Namun medan yang sulit dan kondisi cuaca yang tidak menentu menjadi tantangan utama. Sejumlah titik longsor menutupi jalur darat, sehingga akses menuju desa-desa terdampak harus ditempuh melalui jalur udara atau dengan berjalan kaki melewati perbukitan.
Tim penyelamat bekerja keras mengevakuasi korban yang masih terjebak di lokasi bencana. Sejumlah warga berhasil dievakuasi ke tempat yang lebih aman, sementara pencarian terhadap korban hilang masih terus dilakukan. Hingga kini, laporan menunjukkan jumlah korban hilang bertambah seiring dengan ditemukannya lokasi baru yang tertimbun material longsor.
Selain itu, tim medis dari dinas kesehatan juga dikerahkan untuk memberikan pertolongan pertama kepada warga yang mengalami luka-luka. Banyak korban menderita luka akibat terbawa arus deras dan tertimpa reruntuhan tanah. Pos kesehatan darurat telah didirikan di lokasi pengungsian untuk menangani kebutuhan medis dasar.
BNPB dan BPBD Terus Koordinasi
BNPB menyampaikan bahwa pihaknya terus melakukan koordinasi dengan BPBD setempat untuk mempercepat proses penanganan. Langkah prioritas saat ini adalah mengevakuasi korban, membuka akses jalan, dan memastikan kebutuhan logistik terpenuhi.
Logistik berupa makanan siap saji, air bersih, selimut, serta perlengkapan bayi dan wanita sudah mulai dikirim menggunakan helikopter. BNPB juga mengirimkan tim pendukung untuk membantu proses asesmen cepat, sehingga data kerusakan dan kebutuhan masyarakat dapat segera dikompilasi dengan akurat.
Abdul Muhari menegaskan bahwa koordinasi lintas lembaga berjalan aktif. Pemerintah daerah turut mengerahkan alat berat untuk membantu membersihkan material longsoran yang menutup jalan, sementara aparat keamanan membantu menjaga ketertiban dan mengamankan wilayah terdampak agar proses evakuasi berjalan lancar.
Kondisi Pengungsian dan Kebutuhan Mendesak
Sejumlah warga kini mengungsi di lokasi yang lebih aman. Tenda-tenda darurat mulai didirikan di sekitar lapangan terbuka yang tidak terdampak banjir. Namun, ketersediaan logistik masih terbatas. Pasokan makanan dan air bersih menjadi kebutuhan mendesak, mengingat akses distribusi melalui jalur darat belum sepenuhnya pulih.
BNPB berencana membuka posko bantuan di daerah terdekat yang lebih mudah dijangkau. Di sana, berbagai lembaga kemanusiaan akan menyalurkan bantuan secara terpusat agar distribusi lebih efisien. Sementara itu, relawan terus mengumpulkan data warga terdampak untuk memastikan tidak ada yang terlewat dalam proses pendataan.
Peningkatan Risiko Bencana di Musim Hujan
Kejadian di Nduga menjadi peringatan bahwa wilayah Papua Pegunungan rentan terhadap bencana hidrometeorologi seperti banjir dan longsor. Kondisi geografis yang didominasi pegunungan dan lembah memperbesar risiko ketika curah hujan tinggi terjadi dalam waktu lama.
BMKG sebelumnya juga mengingatkan bahwa pola cuaca di wilayah timur Indonesia berpotensi mengalami peningkatan intensitas hujan selama beberapa waktu ke depan. Karena itu, masyarakat di daerah rawan diimbau agar tetap waspada dan segera mengungsi jika terjadi tanda-tanda longsor atau luapan sungai.
Pemerintah Pusat dan Daerah Bergerak Cepat
Menanggapi bencana di Nduga, pemerintah pusat memberikan dukungan penuh terhadap proses tanggap darurat. BNPB bersama Kementerian Sosial, Kementerian PUPR, dan lembaga terkait lainnya berkoordinasi untuk memastikan semua kebutuhan mendasar korban terpenuhi. Bantuan logistik tambahan juga disiapkan di gudang regional BNPB di Makassar untuk dikirimkan sewaktu-waktu bila diperlukan.
Pemerintah daerah pun terus berupaya mempercepat perbaikan infrastruktur dasar, seperti jalan penghubung antar kampung dan jaringan listrik yang sempat terputus. Upaya ini dilakukan agar mobilisasi bantuan dan evakuasi berjalan lebih efektif.
Harapan dan Langkah Pemulihan
Setelah masa tanggap darurat selesai, BNPB akan beralih ke tahap pemulihan. Fokusnya adalah memperbaiki rumah warga yang rusak, memulihkan fasilitas umum, serta memberikan dukungan psikososial bagi para korban.
Selain itu, BNPB berencana melakukan mitigasi lanjutan untuk memetakan area berisiko tinggi di Nduga. Tujuannya agar kejadian serupa dapat diantisipasi dengan lebih baik di masa mendatang. Edukasi masyarakat juga akan menjadi bagian penting dari program ini, agar warga memahami cara bertindak cepat saat bencana datang.
Penutup
Bencana banjir bandang dan longsor di Kabupaten Nduga menunjukkan betapa pentingnya kesiapsiagaan dan koordinasi antar lembaga dalam menghadapi bencana alam. Meski medan sulit dan cuaca tidak bersahabat, tim gabungan terus bekerja tanpa henti untuk mengevakuasi korban serta memenuhi kebutuhan pengungsi.
BNPB mengajak seluruh pihak, baik pemerintah daerah, relawan, maupun masyarakat luas, untuk bergotong royong membantu pemulihan wilayah terdampak. Dengan semangat kebersamaan dan dukungan semua pihak, diharapkan kehidupan masyarakat Nduga bisa segera pulih kembali dan lebih tangguh menghadapi bencana di masa depan.

Cek Juga Artikel Dari Platform dapurkuliner.com
