🌊 Latar Belakang: Blokade Laut Israel atas Gaza
monitorberita.com – Israel telah menerapkan blokade darat, laut, dan udara terhadap Gaza sejak 2007. Blokade ini membatasi masuknya barang, termasuk bantuan kemanusiaan, yang menurut Israel dilakukan untuk mencegah masuknya senjata ke tangan Hamas.
Akibat blokade ini:
- Jalur darat untuk bantuan internasional sering terhambat atau ditutup.
- Gaza mengalami krisis kemanusiaan yang parah, termasuk kelaparan, krisis medis, dan kekurangan pasokan penting.
- PBB dan badan-badan kemanusiaan menyebut blokade ini melanggar hukum internasional karena mempersulit akses bantuan untuk warga sipil.
🚢 Mengapa Memilih Jalur Laut
GSF memilih jalur laut karena alasan berikut:
- Membuka Koridor Kemanusiaan yang Terhalang di Darat
Menurut GSF, jalur darat sering ditutup atau dikontrol ketat oleh Israel. Mengirimkan bantuan lewat laut adalah upaya untuk menembus blokade dan menyalurkan bantuan langsung ke rakyat Gaza. - Tindakan Simbolis dan Tekanan Politik
Armada kemanusiaan ini bukan hanya misi logistik tetapi juga aksi solidaritas global. Kehadiran figur publik seperti Greta Thunberg, Mandla Mandela, dan Susan Sarandon menyoroti krisis kemanusiaan di Gaza dan meningkatkan tekanan internasional terhadap Israel. - Menghadirkan Sorotan Media Dunia
Dengan berlayar dan menghadapi risiko dicegat, GSF berharap menarik perhatian dunia atas blokade yang disebut ilegal. Upaya mereka diliput luas media global dan memicu diskusi diplomatik.
⚓ Global Sumud Flotilla: Misi dan Tujuan
- Nama ‘Sumud’ berasal dari bahasa Arab yang berarti keteguhan/ketahanan.
- GSF terdiri dari ±50 kapal dengan lebih dari 300 aktivis dari puluhan negara.
- Mereka membawa bantuan kemanusiaan berupa makanan, obat-obatan, dan suplai darurat.
- GSF menegaskan misi mereka adalah untuk: “Mematahkan pengepungan ilegal di Gaza melalui laut, membuka koridor kemanusiaan, dan mengakhiri penderitaan rakyat Palestina.”
🔥 Risiko yang Dihadapi di Laut
Misi lewat laut ini penuh bahaya:
- Pencegatan dan Penahanan
Kapal-kapal GSF dicegat oleh Angkatan Laut Israel bahkan di perairan internasional, seperti yang dialami kapal Madleen, Handala, dan Yulara.
Aktivis, termasuk Greta Thunberg, ditahan lalu dideportasi. - Serangan Drone dan Bahan Kimia
Beberapa kapal melaporkan serangan berupa benda peledak dan gas iritasi yang dijatuhkan dari drone. Youssef Samour, salah satu aktivis, mengatakan wajahnya terkena zat iritasi namun selamat setelah membilas dengan air laut. - Ancaman Hukum
Aktivis diancam dengan dakwaan berdasarkan undang-undang antiterorisme Israel, yang bisa berujung hukuman penjara panjang.
📜 Mengapa Tidak Menyerahkan Bantuan Lewat Jalur Resmi
Menurut GSF dan kelompok kemanusiaan lain:
- Bantuan yang dikirim lewat jalur darat sering tertahan atau disita.
- Proses izin sangat lambat dan tidak menjamin bantuan mencapai warga sipil yang paling membutuhkan.
- Koridor laut dianggap sebagai “jalan alternatif” yang lebih independen dan berfungsi sebagai protes politik.
🌍 Dukungan dan Reaksi Internasional
- Italia dan Spanyol mengirim kapal angkatan laut untuk memantau dan memberi dukungan keamanan, namun tidak mendekati zona perang.
- Sejumlah negara seperti Prancis, Inggris, Kanada, dan Australia telah mengakui Palestina sebagai negara berdaulat, yang menambah dimensi politik terhadap misi ini.
- Aktivis internasional melihat blokade Gaza sebagai pelanggaran hukum humaniter internasional.
⚖️ Kontroversi: Antara Bantuan Kemanusiaan dan Tuduhan Provokasi
- Israel menuding GSF sebagai “provokasi politik” dan menuduh mereka mendukung Hamas.
- GSF menolak tuduhan itu dan menyatakan misi mereka semata untuk membawa bantuan kemanusiaan.
💬 Kesimpulan
Global Sumud Flotilla memilih jalur laut bukan hanya karena ingin mengirimkan bantuan lebih cepat, tetapi juga untuk menantang blokade yang mereka anggap ilegal dan tidak manusiawi.
Misi ini menjadi simbol solidaritas global terhadap rakyat Gaza sekaligus aksi tekanan politik agar dunia internasional meninjau kembali kebijakan blokade Israel.
Upaya ini menyoroti dilema kemanusiaan di zona konflik: bagaimana mengirimkan bantuan tanpa terhambat blokade dan risiko kekerasan, serta bagaimana menyeimbangkan antara misi kemanusiaan dan dinamika geopolitik.
Cek juga artikel paling seru di platform mabar.online

