monitorberita.com – Dalam aksi militer yang menuai perhatian internasional, Amerika Serikat mengonfirmasi telah menewaskan empat orang yang diduga “teroris narkotika” melalui serangan terhadap sebuah kapal di lepas pantai Venezuela. Klaim ini disampaikan oleh Menteri Pertahanan AS, Pete Hegseth, melalui media sosial dan pernyataan resmi.
Menurut Hegseth, operasi itu dilakukan pada Jumat (3/10/2025) waktu setempat, menarget sebuah kapal yang “mengangkut narkotika dalam jumlah besar” yang diyakini hendak menuju AS. Ia menyatakan bahwa intelijen AS “tanpa keraguan” mengonfirmasi bahwa kapal itu beroperasi di rute penyelundupan yang sudah dikenal. Tidak ada personel militer AS yang cedera dalam operasi tersebut.
Klaim, Respon, dan Kontroversi Hukum
Klaim Resmi dan Justifikasi
Hegseth menyebut bahwa serangan itu ditujukan kepada organisasi teroris narkoba yang telah ditetapkan secara resmi. Ia menegaskan operasi ini akan dilanjutkan selama ancaman terhadap rakyat Amerika masih ada:
“Serangan ini akan terus berlanjut hingga serangan terhadap rakyat Amerika berakhir!!!!”
Klaim tersebut diterbitkan di media sosial X (sebelumnya Twitter), lengkap dengan video kapal yang meledak setelah terkena serangan.
Pemerintah AS juga menyebut bahwa kapal tersebut berada di “perairan internasional” dekat pantai Venezuela — bukan di wilayah kedaulatan Venezuela.
Presiden Donald Trump sebelumnya menyebut kartel narkoba sebagai kelompok bersenjata non-negara, memberinya dasar hukum untuk menggunakan kekuatan militer.
Sikap Para Ahli dan Kritikus: Legalitas Diragukan
Meski AS mengklaim legalitas berdasarkan status konflik “non-internasional” terhadap kartel narkoba, banyak pengamat hukum dan hak asasi menyuarakan keraguan:
- Serangan semacam ini bisa dianggap pelanggaran hukum internasional dan “pembunuhan tanpa pengadilan” jika tidak ada bukti publik yang jelas.
- Pendukung hak asasi menyoroti bahwa pemeriksaan, proses hukum, dan transparansi seringkali diabaikan dalam narasi militer semacam ini.
- Venezuela dan negara-negara Amerika Latin lainnya memperingatkan bahwa operasi militer semacam ini dapat memperburuk ketegangan geopolitik dan mengundang tuduhan campur tangan.
Konteks Lebih Luas: Kampanye Militer AS terhadap Kartel
Serangan ini bukan yang pertama dalam gelombang operasi militer AS terhadap kapal-kapal yang diduga terlibat narkotransit di Karibia. Sejak awal September 2025, AS telah melakukan beberapa serangan serupa, dengan korban lebih dari 20 orang dalam total beberapa operasi.
Dalam strategi ini, pemerintahan AS telah menyatakan bahwa negara sedang berada dalam konflik terhadap kartel narkoba, dan telah menempatkan kapal perang, pesawat tempur, dan drone di kawasan Karibia bagian selatan.
Beberapa operasi sebelumnya menewaskan 11 orang dalam satu serangan yang diklaim menarget kapal dari Venezuela yang membawa narkotika dan anggota kartel Tren de Aragua.
Dampak Politik dan Hubungan Internasional
- Pemerintah Venezuela mengecam tindakan AS sebagai “agresi” dan intervensi militer di perairannya.
- Presiden Kolombia Gustavo Petro bahkan menyebut kemungkinan warga Kolombia berada pada kapal yang diserang, menuntut klarifikasi dari AS.
- Beberapa anggota Kongres AS berupaya mengekang otoritas Presiden untuk melakukan operasi militer semacam ini tanpa persetujuan legislatif yang memadai.
Cek juga artikel paling seru dari platform updatecepat.web.id

